TOBELO, Liputan-Malut.com – Sudah semestinya segala fasilitas vital yang menopang sendi- sendi kehidupan dapat dinikmati oleh setiap rakyat yang kata orang negeri ini tanah surga. Namun tak bisa dipungkiri, kondisi geografis menjadi salah satu tantangan yang harus dihadapi untuk mencapai suatu pemerataan pembangunan.
Gedung- gedung pencakar langit barangkali menjadi pemandangan sehari- hari bagi masyarakat perkotaan, jalanan beraspal dan berpaving lengkap dengan taman- taman yang elok pun sudah lumrah ditemui, Namun ketika kita alihkan teropong kita lebih jauh ke ujung negeri, panorama yang sungguh berbeda pun tersaji. Dibalik pesona alam Maluku, ternyata pemerintah masih mempunyai segudang pekerjaan rumah untuk mengejar ketertinggalan pembangunan yang ada di daerah.
TNI Manunggal Membangun Desa atau yang lebih familiar dengan sebutan TMMD merupakan salah satu kunci untuk menjawab segala keluh kesah masyarakat Maluku. Di kali ke-109 ini, TMMD di Kodam XVI/Pattimura hadir untuk dua wilayah, yaitu Namlea di Maluku dan Tobelo di Maluku Utara. Program yang sudah dilaksanakan sejak tahun 1980 ini menjadi salah satu program terpadu lintas sektoral antara TNI dengan Pemerintah Daerah serta komponen bangsa lainnya.
Dibuka pada 22 September silam, menjalankan salah satu tugas pokok operasi militer selain perang, TNI juga membantu tugas pemerintah di daerah, untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi, merehabilitasi infrastruktur dan permasalahan akibat konflik. TMMD menjadi salah satu cara untuk mengakselerasikan pembangunan bagi wilayah pedesaan, utamanya di wilayah yang tergolong tertinggal, terisolasi, perbatasan dan daerah yang terdampak bencana.
Dalam Membangun dari Luar dan Dalam. Menginjakkan kaki di negeri minyak kayu putih, Namlea, dengan bukit- bukit hijau kecokelatan yang disuguhkan bersama birunya pantai yang masih asri, tak ada hiruk pikuk kendaraan, tak banyak orang berlalu lalang. Mobil pun dapat dipacu hingga 100 km per jam di jalanan yang lengang siang hari. Tak ada gedung- gedung bertingkat dan mall, bahkan disini belum ditemukan minimarket yang sering kita jumpai. Dengan kondisi lapangan seperti ini, rasanya daerah pedesaan yang ada di Namlea pun jarang terjamah oleh pembaharuan sarana dan prasarana.
Setali tiga uang dengan Namlea, jauh menyeberang ke Halmahera, Tobelo pun telah lama menanti adanya perbaikan fasilitas- fasilitas yang mereka punya. Selama ini banyak kendala yang harus dihadapi masyarakat kedua wilayah tersebut. Seperti jalan yang rusak, banjir ketika hujan deras, masih terdapat MCK yang tidak layak dan sederet permasalahan lainnya.
TMMD ke-109 tahun 2020, hadir ke tengah- tengah masyarakat tak hanya merampungkan berbagai sasaran fisik, namun TMMD secara konsisten membangun masyarakat dari dalam melalui sasaran non fisik. Hal tersebut dibenarkan oleh Kapendam XVI/ Pattimura, Kolonel Arm Stefie Jantje Nuhujanan yang langsung hadir saat pelaksanaan TMMD. “TNI Manunggal Membangun Desa atau TMMD mempunyai sasaran fisik dan non fisik, untuk sasaran fisik ,TNI bersama Polri dan masyarakat seperti pembangunan jalan beton, drainase, bak penampung air , MCK dan tempat jemuran ikan. Selain sasaran fisik, kami mengadakan berbagai penyuluhan sebagai bentuk sasaran nonfisik, seperti penyuluhan kesehatan , keluarga berencana, wawasan kebangsaan, dan bela negara” terangnya.
Karya Bakti di tengah Pandemi Covid-19 yang tengah melanda dunia dan Indonesia membuat aktivitas yang dapat dilakukan sebagaimana mestinya menjadi terbatas ,Sejumlah protokol kesehatan pun wajib diterapkan. Pelaksanaan TMMD saat pandemi tak menyurutkan antusias dan semangat TNI- Polri yang bergotong royong dengan masyarakat merampungkan berbagai sasaran fisik dan nonfisik.
Sebelum memulai bekerja pun selalu diawali dengan mencuci tangan, memakai masker selama bekerja dan kembali mencuci tangan seusai bekerja. Sebelum para prajurit dikirim untuk bertugas ke daerah sasaran, telah dilakukan rapid test untuk memastikan kesiapan prajurit dari segi kesehatan.
Melalui salah satu program sasaran nonfisik, masyarakat diedukasi oleh babinsa dengan menggaet lembaga terkait, pentingnya mematuhi protokol kesehatan. Dengan mengadakan penyuluhan kesehatan, masyarakat ditekankan untuk selalu memakai masker kemana pun mereka pergi, rajin mencuci tangan pakai sabun dan jaga jarak. Hal tersebut juga disampaikan oleh Korie (46) salah satu warga yang mengikuti penyuluhan oleh Dinas Kesehatan,“melalui TMMD kami disadarkan kalau Covid-19 memang ada. Kesadaran pakai masker harus ditanamkan, untuk anak- anak juga. Agar kita terlindung dan melindungi orang lain. Terima kasih TNI .” ungkapnya.
Kehadiran TMMD layaknya oase ditengah padang pasir yang gersang. Jalan yang dulu licin selepas diguyur hujan kini tak lagi menjadi hambatan bagi masyarakat yang melintas. Drainase pun kini mampu menampung air hujan sehingga tak lagi meluap dan mengakibatkan banjir. Masyarakat dapat beraktivitas lebih baik. Disamping itu, banyak potensi yang dapat dikembangkan lewat berbagai penyuluhan. Harapannya melalui TMMD ke 109 ini tak hanya dari segi pembangunan fisik saja yang mengalami suatu percepatan, namun juga secara nonfisik mampu meningkat. Binary- binar mata masyarakat pun nampak terlihat tatkala mereka saat ini dapat menikmati hasil nyata dari adanya TMMD ke 109.
“Hasil dari sasaran fisik dan nonfisik hanyalah sebuah bonus dari adanya TMMD. Utamanya, terjalin suatu kemanunggalan antara TNI, Polri dan rakyat” tutup Kapendam XVI/ Pattimura. (Willy Parton)