TERNATE,Liputan-Malut.com- Kisruh internal Kesultanan ternate pascah pelantikan Sultan Ternate Hidayatullah Mudaffar Sjah berbuntut panjang, lantaran mendapat penolakan keras dari Dewan Fala Raha Kesultanan Ternate, kedatangan petinggi Dewan Falaraha Taufik Madjid bersama rombongan dan keluarga besar Marsaoly, menyita perhatian sebagain besar masyarakat Kelurahan Soasio Kecamatan Kota Ternate Utara.
Rombongan Dewan Falaraha dibawah Komando Taufik Madjid Take Off dari Ibukota Jakarta, menggunakan maskapai penerbangan Garuda Pagi, tibah di Bandar Udara Sultan Babullah Ternate pukul 7.15 langsung menuju gedung Ngara Lamo Kelurahan Soasio Kecamatan Kota Ternate Utara. Selasa (25/12/2021). Dewan Fala Raha Kesultanan Ternate terdiri dari Kimalaha Marsaoly, Kimalaha Tomaito, Kimalaha Tomagola, dan Kimalaha Tomaidi menyampaikan Maklumat (Pemberitahuan) secara tegas yang termuat dalam 9 perkara.
Maklumat yang dibacakan Taufik Majid selaku Kimalaha Marsaoly, menegaskan bahwa Adat seatoran Kesultanan Ternate harus dijalankan”Toma Loa sebanar Madaha” karena itu wajib ditaati, dilestarikan untuk kemaslahatan bersama dan kebesaran Kesultanan Ternate, Dewan Fala Raha dan Bobato nyagimoi Se Tufkange (Bobato 18), Kesultanan Ternate adalah lembaga yang memiliki kewenangan memilih, mengangkat, mengukuhkan, dan memberhentikan jabatan Sultan di Kesultanan Ternate,”tegas Kimalaha Marsaoly Taufik Madjid.
Taufik mengatakan, pengangkatan Sultan Ternate oleh beberapa orang pada hari Sabtu tanggal 18 Desember 2021, nyata dan jelas sangat bertentangan dengan adat seatoran, yang telah menjadi kesepakatan, dan warisan para leluhur, yang patut dijaga dan dilestarikan oleh generasi yang lahir di zaman kemudian ini, agar terjaga Marwah Kesultanan Ternate.
Membatalkan pengangkatan saudara Hidayatullah Mudaffar Sjah II sebagai Sultan Ternate ke-49, pengambilalihan kewenangan oleh Fala Raha dan Bobato nyagimoi se Tufkange (Bobato 18) sebagai langkah ikhtiyar, demi kemaslahatan bersama bagi seluruh perangkat adat Kesultanan Ternate, maupun bala kusu sekano kano, serta menjaga kebesaran dan kemuliaan Kesultanan dalam mengayomi warga masyarakat,”tandasnya.
Bahwa segala upaya Fala Raha bersifat Independen, akan ditegakan tanpa tekanan dari pihak manapun dan tidak untuk kepentingan politik lain, selain semata mata menjaga kelestarian adat se atoran, Marwah keadaban dan kebesaran Kesultanan Ternate.
“Kami Fala Raha menghimbau kepada seluruh pihak, siapapun untuk menahan diri, bersabar, menghindar dari sikap atau pernyataan yang dapat memecah belah masyarakat, adat Kesultanan Ternate maupun masyarakat Maluku Utara pada umumnya.
Fala Raha dan seluruh perangkat adat Kesultanan Ternate tetap menjadi mitra Pemerintah Daerah, aparat keamanan dan para pemangku kepentingan diseluruh wilayah Maluku Utara terutama Kota Ternate, untuk menjaga ketentraman, kedamaian dan memperkokoh persaudaraan demi kesinambungan pembangunan Nasional dan Daerah.
Maklumat ini ditujukan khusus kepada bala kusu se kano kano, pemerintah Daerah dan masyarakat luas, dalam maklumat tersebut ditanda tangani oleh 4 orang Dewan adat Fala Raha Kesultanan Ternate yakni, Kimalaha Marsaoly Taufik Madjid, Kimalaha Tomaito Samroni Tomaito, Kimalaha Tomagola Munir Amal Toma Gola, dan Kimalaha Toma Idi H. Jafar Kamaruddin,” (red)