TERNATE,Liputan-Malut.com- Sangat disayangkan meskipun siswa belajar menggunakan kursi rusak dan meja belajar yang berlubang namun Dana Bos nampaknya tidak mampu membiayai kekurangan sarana prasarana yang terdapat di SDN61 Afe Taduma Kecamatan Pulau Ternate itu. Kurang lebih 5 tahun penderitaan siswa bertahan di fasilitas pendidikan tidak memadai itu namun kuat dugaan mata dan telinga para pemangku kepentingan Pendidikan dilingkup Pemkot Ternate telah tertutup.
Pantauan Media di Sekolah SDN61 Afe Taduma Selasa (12/11/2024) terdapat 3 ruang belajar masing masing kelas 4,5 dan kelas 6 seluruh kursi dan meja belajar siswa sudah tidak layak lagi digunakan untuk aktifitas belajar, papan bagian atas meja sudah berlobang seluruh kursi belajar siswa pun sudah bergoyang nyaris patah ketika dipakai siswa untuk duduk di kursi itu, kendati demikian terlihat siswa tetap dipaksakan gunakan fasilitas yang rusak tersebut, bahkan pengakuan guru di Sekolah itu sering kali kursi plastik di ruang kantor digunakan siswa untuk pakai belajar dikelas, kursi itu pun segera dikembalikan lagi ke ruang guru oleh siswa jika jam istirahat telah tiba karena seluruh guru akan masuk beristirahat diruang Kantor atau ruang guru.
Tidak hanya itu sejumlah plafon bagian perpustakaan Sekolah sudah rusak terlihat lobang plafon yang mengaga, satu bangunan Rumah Dinas guru pun mengalami hal yang serupa plafon sudah rusak berat terlihat kusam bagian dinding bangunan karena tidak terurus, MCK Sekolah juga mengalami kerusakan.
Beberapa Guru di Sekolah itu kepada Media ini membenarkan kerusakan sejumlah Mobiler siswa itu sudah berlangsung lama sekitar 5 atau 6 tahun lalu namun belum ada perhatian untuk pengadaan baru, terlihat sejumlah meja belajar dibungkus menggunakan kertas oleh guru disekolah itu untuk menutup lobang yang mengaga pada bagian papan meja agar darurat sementara waktu untuk dipakai siswa beraktivitas belajar.
Kepala Sekolah SDN 61 Afe Taduma Joni Nongke dikonfirmasi membenarkan kerusakan sejumlah fasilitas pendidikan tersebut, pihaknya telah mengusulkan berulang kali ke Dinas pendidikan Kota Ternate namun belum ada perhatian hingga saat ini. Diakui Dana Bantuan Operasional Sekolah tidak mampu biayai kerusakan yang ada karena dana Bos sangat kecil sesuai jumlah siswa di Sekolah itu,”Kesalnya.
Terkait hal itu Nurlela A. Syarbin, M.pd Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Kota Ternate ketika di temui diruang kerjanya mengaku pihak Sekolah selama ini kurang memperhatikan terkait Sarana prasarana Sekolah (Sarpras), penginputan data dapodik yang dilakukan operator Sekolah lebih cendrung pada jumlah siswa dan data guru, sementara Sarana prasarana kurang di perhatikan,”Tegas Nurlela.
Saya pernah 20 tahun di sekolah saya lihat operator sekolah itu dia lebih melihat secara finansial yaitu sertifikasi guru kemudian dana bos, karena banyaknya siswa dia verifikasi, data guru dia banyak kerja disitu sementara infrastruktur dia kurang sentuh kesana. Jadi operator sudah kerja banyak bagmaina kepala sekolah itu dia harus berfikir bagaimana infrastruktur sekolah dia harus dampingi Kase Inga trus ke operator,”Ujarnya.
Menurutnya anggaran yang ada dalam Dana Bos sekitar Rp. 10 juta untuk rehab ringan berupa kerusakan plafon kemudian cet Sekolah aitem itu juga salah satunya untuk rehab ringan perpustakaan dan kebutuhan lain.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Ternate Muhlis Djumadil tidak menggubris konfirmasi Media ini meskipun tanda pesan Whatsapp telah dibaca Muhlis, dihubungi fia Telpon WhatsApp pun Muhlis tidak merespon hingga berita diturunkan,” (Tim).