HALSEL,Liputan-Malut.com- Seiring
dengan merebaknya pandemi Covid-19. Kekerasan terhadap anak dan perempuan di kabupaten Halmahera Selatan semakin meningkat dari waktu ke waktu. Berdasarkan data DP3AKB Halsel, tahun 2022 Januari hingga 11 Febuari terdapat 18 Kasus, diantaranya, 7 Kasus Kekerasan Dalam rumah Tangga (KDRT) Dan 11 Kasus Kekerasan Anak,” jelas Karima Nasarudin. Kepala Dinas pemberdayaan perempuan perlindungan anak dan keluarga berencana. (DP3KB) Halsel kepada media ini diruang kerjanya. Jumat (11/02/2022).
Ia mengatakan, dengan kondisi yang trrjadi mengisyaratkan bahwa kita harus berikhtiar, menjaga diri dan keluarga dengan menanamkan nilai nilai agama, moral, dan perhatian serta kasih sayang yang cukup terhadap anggota keluarga kita, karena kekerasan berpotensi terjadi kapan saja, dimana saja dan kepada siapa saja,” tegasnya.
Kadis mengaku prihatin dan penyelasan yang mendalam, terkait kasus pembuangan bayi oleh ibu kandung, yang terjadi di Desa Liaro Kecamatan Bacan Timur beberapa waktu lalu, dimana bayi yang ditemukan tak bernyawa serta tidak ada sehelai pakaian yang menutup tubuh bayi, bahkan sebagain organ tubuhnya telah hilang,” kesalnya.
Istri Danramil Kabupaten Halsel ini menegaskan bahwa, pihaknya telah banyak memberikan sosialisasi kepada masyarakat, berupa pembinaan keluarga balita (PIKR). pusat informasi konseling remaja, melalui (Genre) Generasi berencana, maupun (FAK) forum anak kabupaten, namun sangat disayangkan masih saja terjadi kasus pernikahan dini, akibat hamil di luar nikah. yang berujung pada perceraian, KDRT hingga tega membuang anak kandungnya sendri,”tandasnya.
Menurutnya, orang tua adalah kunci suksesnya anak, untuk itu ketahanan keluarga berperan penting dalam pemenuhan hak-hak anak, untuk meminimalisir terjadinya kekerasan, kususnya yang ada di Kabupaten Halsel.
Karima optimis, dengan semangat nyata, meraih layak anak tingkat Pratama pada tahun 2022 , terus digenjot tentunya hal ini merupakan tantangan positif untuk tetap melaksanakan program- program berbasis sosial, melalui Penyuluh lapangan keluarga berencana, TP PKK dengan melibatkan GOW gabungan organisasi masyarakat untuk menurunkan angka kekerasan terhadap anak dan perempuan yang terjadi di halsel”, tutupnya. (Jul)