LIPUTAN-MALUT.com
NEWS TICKER

Siswa SMA 1 Gay Fuata Kepsul “Nekat” Panjat Tiang Selamatkan Bendera Saat Upacara HUT RI ke 75

Senin, 17 Agustus 2020 | 7:23 pm
Reporter: Rismit Theapon
Posted by: LIPUTAN MALUT
Dibaca: 1414
Aksi Nekat untuk selamatan Bendera yang jatuh karena talinya putus (Foto Rismit Liputan Malut)

SANANA,Liputan-Malut.com- Siswa SMA Negeri I Gay Fuata Kecamatan Sulabesi Selatan Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul), Sahrudin Panigfat salah satu pasukan pengibar bendera pusaka berhasil menyelamatkan bendera karena pada saat dikibarkan tali benderanya putus. 

Aksi anggota Paskibraka itu dengan cara memanjat tiang bendera saat upacara HUT Ke 75 Republik Indonesia berlangsung di Halaman SMA Negeri Gay Fuata.

Aksi panjat tiang bendera itu sontak menjadi perhatian semua dewan guru dan siswa yang mengikuti upacara itu karena terbilang cukup nekat demi menyelamatkan Bendera Merah Putih Agar Tetap berkibar saat pelaksanaan Upacara HUT ke -75 RI.

Guru SMA Negeri Gay Fuata, Sahjuan Fokaaya saat dihubungi wartawan melalui pesan whatsapp mengatakan, aksi yang dilakukan oleh salah satu pasukan pengibar Bendera pusaka (paskibraka), Sahrudin Panigfat adalah secara sepontan karena dia melihat tali bendera telah putus saat bendera dikibarkan.

“Saat pengibaran bendera tiba-tiba tali bendera putus dan jatuh dan secara spontan dia siswa itu langsung tangkap talinya dan mencopot sepatu kemudian panjat tiang bendera untuk mengikat kembali tali bendera,” kata Sahjuan.

Sahjuan Fokaaya juga menjelaskan bahwa saat siswa tersebut memanjat tiang bendera masih tetap berada ditempat. Namun Sahrudin tetap melakukan aksinya untuk meyelamatkan Bendera tersebut agar tidak jatuh. “Dia tidak tega melihat bendera jatuh maka dia memberanikan diri memanjat tiang untuk selamatkan bendera,”tambah Sahjuan

Lanjut Sahjuan, saat di turunkan tiang bendera goyang karna terlalu kecili tetapi karena dia sudah ada niat untuk tetap lakukan dan akhirnya berhasil.

“Apa yang dilakukan itu sebagai bentuk rasa cintanya kepada lambang Negara Indonesia dan juga kesitiaannya kepada NKRI, sehingga upacara dapat kembali dilakukan,” ungkap Sahjuan (Mit)

Berita Lainnya