LIPUTAN-MALUT.com
NEWS TICKER

Sekot Ternate : Covid 19 Sangat Berdampak di Sektor Pendidikan

Kamis, 2 Juli 2020 | 9:05 pm
Reporter: Samaun Alkatiri
Posted by: LIPUTAN MALUT
Dibaca: 604
Sekertaris Daerah Pemkot Ternate Dr. Yusuf Sunya (Foto Redaksi Liputan Malut)

TERNATE,Liputan-Malut.com- Pemerintah Kota Ternate mengakui masih banyak terdapat kelemahan dan keterbatasan Pemkot soal penanganan masalah Pendidikan baik ditingkat PAUD/TK/SD, hingga SMA ditengah pandemi Covid 19.

Sekertaris Walikota Ternate Dr. Jusuf Sunya kepada media ini Kamis (02/07/2020) mengatakan sistem metode belajar mengajar yang dipakai saat ini adalah sistem During (mengunakan jaringan) tentunya sangat berpengaruh karena tidak semua siswa mengunakan hp android, bahkan yang punya hp android juga sering terkendala masalah jaringan, disisi lain hingga saat ini siswa juga belum bisa diijinkan masuk sekolah.

“Kondisi Daerah diterpa bencana non alam atau pandemi Covid 19 maka banyak kelemahan dan keterbatasan yang dialami Pemkot dalam mengatasi masalah tersebut,”tandas Sekot Ternate

Orang nomor tiga di lingkup Pemkot Ternate ini meminta pihak guru dan orang tua siswa agar membantu mengontrol anak-anak dengan sistem belajar online saat, mengingat siswa belum bisa di ijinkan masuk sekolah seperti biasa karena dari hari ke hari terus terjadi peningkatan pasien positif Covid 19 di Maluku Utara dan khususnya di Kota Ternate.

“Soal Pendidikan tentunya ada kaitan antara Pemerintah dan orang tua, untuk itu diminta orang tua dan guru harus bersama-sama mengontrol anak dengan sistem belajar online saat ini,”tambah Sekot.

Sementara Anggota Komisi III DPRD Kota Ternate, Nurlaila Syarif disela-sela penjaringan aspirasi dengan para Kepala Sekokah SMP sekota Ternate belum lama ini mengatakan sejak awal pihaknya selalu berkoordinasi dan memberikan masukan kepada Diknas Kota Ternate terkait langkah strategis dan antisipasi seperti metode during (dengan jaringan) dan luring (luar jaringan) dan sejauh ini berjalan tapi Diknas tidak melakukan evaluasi dan inovasi untuk meningkatkan pelayanan pendidikan bagi siswa.

“Soal keseragaman jam belajar mengajar dirumah, Diknas belum berfikir dan bertindak kaitan dengan Perwali (peraturan Wali Kota) yang mengatur soal jam wajib belajar di rumah, secara seragam, biar ada kerjasama guru dan orang tua dan serentak dengan seluruh siswa,”ujarnya.

Masih lanjut Nurlaila mengatakan, selama ini hanya kembali ke kreativitas guru masing-masing yakni jam belajar menjadi penting karena meski dirumah tetapi suasana sekolah juga tetap terasa, misalkan pemberlakuan jam belajar mulai dari jam 8 pagi hingga jam 11 siang, siswa dirumah tetap mengunakan baju seragam.

“Pendidikan tanpa peran guru itu berat, sehingga perlu ada kerjasama antara guru dan orang tua siswa dan pemerintah harus hadir menfasilitasi ini secara adil dan bijaksana,”tegasnya. (Maun)

Berita Lainnya