SANANA,Liputan-Malut.com- Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kepulauan Sula (Kepsul) gelar aksi unjuk rasa atas dugaan korupsi sebanyak 26 paket proyek pembangunan Fisik di Kepsul. Puluhan proyek itu kuat dugaan dikerjakan oleh CV. Permata hijau, CV Permata membangun, CV Permata bersama, CV Permata jaya, CV Bumi jaya, CV Jaya lestari, CV. Alam sutra dan CV. bumi karya.
Proyek tersebut adalah pembangunan jalan kum Pancoran senilai Rp.895.897.224.80, peningkatan jalan dalam kota Sanana (HR – Base) dengan nilai Rp.2.071.298.499.50. Pemeliharaan jalan di kota sanana senilai Rp.1.491.668.424.19, pembangunan saluran primer (lanjutan) di Desa Kaporo Rp.2.777.235.973.49, pembangunan kawasan taman benteng Sanana senilai Rp.490.599.345.28.
Kemudian pembangunan jembatan Auponhia senilai Rp.835.140.774.00, pembangunan sarana pendukung kawasan desa Mangon senilai Rp.1.453.073.068.07, pembuatan saluran primer kawasan pasar basanohi Sanana senilai Rp.1.466.606.514.49, pembuatan saluran Desa Wainib senilai Rp.1.187.096.414.61.
Selain itu, pembangunan jalan fogi bandara (sirtu ke Hrs base) senilai Rp.3.270.669.018.34, belanja pemeliharaan trotoar senilai Rp.1.430.318.657.58, peningkatan jalan wai Lia-Wai gai sirtu senilai Rp.1.091.508.984.89, pembuatan papan reklame di kota sanana senilai Rp.397.553.813.16, pembangunan air bersih dan jaringan perpipaan di desa kawata senilai Rp.653.855.800.74.
Dan Jaringan perpipaan dan air bersih di lingkungan kantor bupati senilai Rp.2.449.662.843.98, pembangunan jaringan perpipaan SPAM Desa Bajo senilai Rp.716.393.221.25, pengembangan jaringan perpipaan Desa Kabau pantai senilai Rp.477.840.332.68, pembangunan dapur rumah ganti rugi di Desa Wai ipa senilai Rp.1.986.934.490.39.
Serta Peningkatan jalan Auponhia Buya (sirtu) senilai Rp.1.093.379.964.89, peningkatan jalan Waibau – RSUD Sanana senilai Rp.2.190.454.789.37, pembangunan rumah genset senilai Rp.311.974.122.33, pembagunan rumah Wisata Desa Bajo senilai Rp.493.226.911.04, pembangunan mesjid Desa Pohea (lanjutan) senilai .Rp.294.093.402.20, pembangunan Mesjid Desa fukweu tahap III senilai.Rp.276.931.153.71.
“Terhadap sejumlah masalah itu, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesi (PMII) cabang kepulauan Sula, meminta kepada Polres Kepulauan Sula (Kepsul) sebagai lembaga penegak hukum untuk tidak memandang buluh dalam memberantas praktek korupsi, kolusi dan nepotisme. tegas Ketua umum PMII Kepsul, Sahril Soamole dalam orasinya Selasa (30/6/2020)
Dalam aksi itu, tuntutan massa aksi meminta Polres Kepsul mengusut tuntas dugaan proyek pembangunan jalan Waitinagoy-Wailoba, tahun anggaran 2018. Mereka juga meminta Polres mengusut tuntas dugaan korupsi pada proyek tahun 2019. Mereka juga mendesak Polres Kepulauan Sula untuk mempercepat dugaan korupsi anggaran masjid Desa Pohea
“Dari data yang kami peroleh ada 26 pekerjaan fisik itu diduga kuat ada indikasi mafia proyek dan indikasi korupsi yang dilakukan oleh keluarga dan orang-orang terdekat Bupati Hendrata Thes. Untuk itu pihaknya meminta Polres sebagai penegak hukum, sudah seharusnya menjadi benteng terakhir untuk memberantas praktek korupsi,”pintanya
Jika tuntutan kami tidak diindahkan kami akan melakukan kosolidasi besar-besaran melakukaan aksi dan menyatakan mosi tidak percaya kepada Polres Sula. “Kami siap lakukan aksi dengan masa yang lebih banyak,” koar Ketua Umum PMII Sahril Soamole.
Pantauan wartawan Liputan Malut dilapangan, aksi yang dilakukan mulai dari pasar Basanohi Sanana menuju Polres Kepsul itu, mendapat perhatian dan pengawalan serius dari Kuasa Hukum, Kuswandi Buamona, bersama masa aksi karena langsung melaporkan sejumlah proyek fisik diduga bermasalah itu ke Polres Kepsul.
Kedatangan Kuasa Hukum dan masa aksi di Polres diterima langsung Kebag Ops AKP Mirsan Yassin, dalam kesempatan tersebut Ketua Umum PMII Sahril Soamole, langsung menyampaikan sejumlah proyek yang diduga bermasalah. (rt)