HALUT, Liputan-Malut.com – Pasang Calon (Paslon) Bupati Muchlis Tapi-Tapi dan Wakil Bupati Tony Laos, menduga ada kecurangan yang dilakukan pada saat hari pencoblosan pemilihan kepala Daerah (Pilkada) serentak pada Rabu (27/11/2024) kemarin.
Dugaan kecurangan ini diungkapkan Muchlis melalui konferensi pers yang digelar di Posko pemenangan Muchlis-Tony di Desa Wari Kecamatan Tobelo, Kamis (28/11/2024).
Muchlis mengatakan, bersama Wakil Bupati didampingi Tim Hukum dan Tim Data, sejak pemilihan sampai hari ini Kamis (28/11/2024) sudah memeriksa seluruh hasil From C1 Hasil, dan jika dilihat dari penyebaran suara yang ada di from C1, kedua pasangan tersebut menduga adanya kecurangan yang dilakukan secara masif dan Terstruktur.
Yang menurut Muchlis, bahwa kecurangan ini melibatkan penyelengara KPPS tingkat bawah, aparatur Desa dan ASN, dimana dari Fakta-fakta yang di temukan di lapangan ada tidak sesuaian data jumlah DPT dan yang mengunakan hak pilih, berikut Kata Muchlis, perbedaan hak pilih dan jumlah surat suara yang diterima, dan juga ada pengunaan Money Politik yang terjadi secara masif di beberapa TPS yang melibatkan aparatur Desa dan ASN.
“Ada juga terjadi dibeberapa TPS Kucing baca tusa, dan itu dilakukan sangat masif di beberapa TPS dan juga ada pengrusakan surat suara yang terjadi kepada Paslon tertentu, dan surat suara yang rusak itu sampai 60 surat suara yang rusak.” ungkapnya
Terkait dengan kecurangan yang terjadi, lanjut Muchlis mengatakan pihaknya sementara memastikan dibeberapa TPS yang direkomendasikan tim data dan pihaknya juga masih terus melakukan penelusuran terhadap temuan kecurangan lainnya.
“Tapi kalau Kucing baca tusa sudah kami temukan dan sementara dalam proses penyebarannya, misalnya di kecamatan Kao Barat dan beberapa kecamatan lainya.” jelasnya.
“Surat suara yang rusak juga bahkan sampai 69 surat suara yang rusak sehingga kami menduga ada pemilih yang menusuk beberapa Paslon dalam satu kertas dan ini tidak masuk akal soal surat suara yang rusak.” tambahnya.
Dikatakannya, bahwa Dia meminta kepada Pihak penyelanggara agar bersifat netral di saat masa pleno ini, pasalnya ada indikasi di tingkat bawah yang melakukan kecurangan secara masif, terstruktur dan terkoordinasi dengan baik.
Ketua Partai Nasdem ini juga menduga, Para KPPS ini berani melakukan Kecurangan karena ada bekingan, karena menurutnya tidak mungkin KPPS bisa brani mengambil langkah-langkah curang seperti ini, Ia mencontohkan kepada pemilih, dimana undangan yang seharusnya digunakan oleh pemilih tersebut namun harus di berikan ke yang lain sementara yang punya undangan itu memilih dengan KTP.
Ia juga mengatakan, pemilih yang melakukan pencoblosan berulangkali, dan anak usia belum layak memilih sudah ikut memilih dan orang Halbar yang diduga melakukan pemilihan di Halut.
“Semua kecurangan ini tidak bisa dibiarkan, Semua ini menjadi kajian kami dan kami akan tindak lanjuti. Dengan semua kecurangan ini, Pihaknya berharap penyelenggara bersifat netral Karana ini proses masih berjalan,” tegas Muchlis.
Soal keterlibatan ASN, Muchlis mengaku pihaknya sudah memiliki bukti bahkan bukti berupa vidio, dimana ada beberapa Kepala desa yang bagi-bagi uang dan beberapa pegawai yang keluar masuk rumah warga.
“Coba dipikirkan, bahkan sampai ada kades yang melakukan pengancaman soal pemutusan BLT dan PKH kami punya semua bukti itu.” Terangnya. (Willy)