TOBELO, Liputan-Malut.com – Tingginya curah hujan maka sering terjadi banjir yang melanda Kabupaten Halmahera Utara pada beberapa waktu lalu, salah satu faktor penyebab yaitu penebangan kayu secara liar di hutan.
Hal tersebut di ungkapkan Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Halut, Abner Manery mengatakan, banjir yang terjadi pada 16 Januari lalu disebabkan adanya luapan air dari sungai wailomo di kecamatan Kao Barat dan sungai tiabo di kecamatan Galela Barat, yang diakibatkan tingginya curah hujan. Bahkan dalam banjir banyak material kayu yang dibawah arus.
Bencana banjir yang terjadi, lanjut Abner, pihaknya telah melakukan pembersihan setiap lokasi banjir dan ditemukan kayu yang banyak ikut hanyut akibat penebangan hutan.
“Dalam melakukan pembersihan sebelumnya, sampah sungai sangat banyak berupa kayu yang ditebang yang dibiarkan di sungai,” jelasnya kepada sejumlah wartawan di ruang kerjanya, belum lama ini.
Dia berharap, masyarakat tidak lagi melakukan pembabatan hutan secara liar dan menjaga kelestariannya.
“Jika hutan dibabat, maka akan terjadi banjir besar. Pasalnya pohon tak lagi menyerap air akibat telah dipotong,” terangnya. (Willy Parton)