TOBELO, Liputan-Malut.com – Puluhan mahasiswa dan Masyarakat Desa Tolonuo, Kecamatan Tobelo Utara, Kabupaten Halmahera Utara (Halut) Selasa (09/06) melakukan aksi unjuk rasa menuntut transparansi penggunaan Dana Desa (DD) dan beberapa masaalah program lainnya.
Massa dalam Aksinya menggunakan sound sistem, dua buah bendera Mera putih, dan bendera Himpunan Pelajar Pemuda Mahasiswa Tolonuo (HIPPMAT) itu merasa geram lantaran Pemerintah Desa (Pemdes) Tolonuo tidak transparansi dalam penggunaan Dana Desa (DD) Desa Tolonuo, dibeberapa item program.
Ketidak transparansi itu yakni pembagian sembako yang dinilai bermasalah, upa kerja pada beberapa proyek pembangunan jalan setapak yang dinilai tidak sesuai nilai upa dalam Rancangan Anggaran Belanja (RAB). Terlihat dalam aksi itu, sejumlah masa suda mengepung kantor Desa, baik masa aksi, dan pendukung Kepala Desa.
Koordinator lapangan (Korlap) Aksi Mudatsir Saragi dalam orasinya menegaskan, aksi ini adalah bentuk dari keresahan warga untuk meminta transparansi pembagian sembako untuk masyarakat terdampak Covid 19, dan meminta kejelasan upa kerja di dua proyek pembangunan yang dinilai telah disunat.
Mudatsir juga mengatakan, Betapa tidak anggaran upa kerja pada proyek jalan setapak 100 meter dalam RAB senilai Rp.28 Juta, namun hanya dibayarkan upa kerja Rp. 11 Juta. Begitu juga pada proyek jalan stapak 100 meter pada DD tahap III tahun 2019 dari upa kerja Rp. 23 juta hanya dibayarkan Rp. 10 juta pada buruh kerja.
” Kami meminta transparansi dari sisa anggaran upa kerja telah dikemanakan, dan penjelasan anggaran sisa bantuan sembako yang masi tersisa Rp.20 juta lebih,” tegas Mudatsir.
Ditempat yang sama, Ketua HIPPMAT Rifkal Koda mengatakan, selain masaalah upa kerja dua proyek setapak, dan sembako, masa juga menuntut keterlibatan ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Tolonuo Karisno Tamojaga secara terang terang mengerjakan proyek lampu jalan Desa.
Ia juga menyebutkan, Bahkan proyek jalan Desa diduga tidak masuk dalam Musrembang Desa dan RPJMDes, hal ini bertentangan dengan UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
“jelas dalam aturan program pembangunan berupa proyek harus berdasarkan Musrembang Desa, dan Ketua BPD dilarang mengerjakan proyek Desa, untuk itu kami meminta Ketua BPD harus undur diri, karena sudah menabrak aturan, dan meminta Kades menjelaskan proyek lampu jalan, jika tidak kami akan memboikot kantor Desa.” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Tolonuo Hi. Manaf Kharie mengatakan, dirinya sangat merespon aksi mahasiswa ini, sebagai bentuk obat Gizi bagi Pemerintah Desa dalam melaksanakan pemerintahan. Bagi ia, transparansi anggaran itu lewat baliho, baik menyangkut teknis berupa upa tukang dan buruh itu, bukan rana Kades, tetapi itu ranah Rana tukang dan Buru seperti apa aturannya.
“soal Upa tukang dan buruh itu, Sadiki keliru penyampaian masa aksi, karena Upa tukang mengenai TPK 200 ribu per satu bidang, dan ada tiga bidang maka Rp 600 ribu perbidang, kemudian ditambah. Perjalanan dinas,” ujarnya.
Lanjutnya, terkait dengan sembako yang dipermasalahkan oleh masa aksi itu, dimana sembako yang dibagikan hanya 112 KK, dengan anggaran Rp. 20 juta lebih, Anggaran ini dikelola oleh bidang desa, bukan Kades, dalam pembagian semua sudah di dokumentasi. Memang dalam pembagian Pertama Pemdes merancang 10 kilo beras, tapi karena disesuaikan dengan Pemda yang hanya 5 kilo beras, maka Pemdes juga menyesuaikan dengan Desa, punya maka hanya 5 kilo. Sisanya dianggarkan ke Obat obatan.
“untuk proyek lampu jalan kami suda konsultasi dengan Inspektorat bahwa proyek lampu jalan tidak menggunakan papan proyek, dan itu suda didesain oleh pihak inspektorat, terkait Ketua BPD terlibat dalam kerja lampu jalan saya tidak berwenang, itu Ketua BPD sendiri yang berwenang untuk menjelaskan,” terangnya.
Terpisah Ketua BPD Tolonuo Karisno Tamojaga Mengakui bahwa dirinya ikut dalam pekerjaan lampu jalan. Bahkan dengan bangganya Ketua BPD membeberkan dirinya bekerja di proyek lampu jalan itu, terlepas dari ketua BPD dan itu dirinya memiliki keahlian bidang listrik.
“Saya kerja itu karena dipakai sebagai punya keahlian dibidang listrik, bahkan tanpa saya pemuda tidak bisa kerja, karena saya sehingga pemuda bisa kerja,” ucapnya. (Willy Parton)