HALTIM, Liputan-Malut.com – Lonjakan harga sembako yang terjadi di pasar saat bulan Suci Ramadhan, membuat komisi II Dewan Pimpina Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Halmahera Timur (Haltim) harus memanggil Dinas Perindakop Haltim.
Sekertaris Komisi II DPRD Haltim Bahmid Djafar mengatakan, terjadinya kenaikan harga sembako ini merupakan temuan Komisi II di Kecamatan Maba Utara. Melalui pertemuan ini, pihaknya meminta ketegasan dari Dinas terkait agar menindak tegas para pedagang yang sengaja memainkan harga sembako.
“Karena sebelumnya sudah ada edaran instruksi yang dikeluarkan oleh Dinas Perindagkop Haltim berkaitan dengan penyesuaian harga menjelang Ramadhan” tutur Bahmid kepada Liputan-malut.com. Selasa (12/05/2020)
Lanjut Bahmid mengatakan, di Maba Utara temuan kenaikan harga sembako yang melambung tinggi pada beras dan terigu.
“Kedua bahan ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat, jadi kami meminta Dinas cepat mengambil langkah serius menangani persoalan itu”, harapnya
Tak hanya itu. Kata dia, selain dua bahan tersebut. Stok Bahan Bakar Minyak (BBM) perlu diperhatikan Disperindagkop Haltim, sebab, ada beberapa SPBU dan APMS dinilai sudah bermain harga, seperti kasus yang terjadi di wilayah buli Kecamatan Maba yang pada setiap kali stok BBM masuk selalu saja langsung habis dalam waktu singkat.
“Kejadian di Buli mobil pertamina masuk, dengan waktu jeda yang singkat langsung habis. Ini karena pengecer sudah kerjasama dengan pihak pertamina. Sehingga BBM masuk langsung didistribusikan kepada para pengecer, kemungkinan besar pertaminan lebih pentingkan para pengecer gelon,” terangnya
Ia juga tambahkan, pada tahun ini ada pembangunan dua HPMS, Maba Tengah dan Maba Utara. Namun, menurut komisi II penempatan HPMS yang direncanakan di Desa Sosolat perlu di kaji kembali karena jangkauannya masih sulit untuk dijangkau.
“Kami ingin tempat HPMS yang ada di Maba Utara agar dipindahkan ke jangkauan yang lebih mudah aksesnya” tutup Bahmid. (Dany)