HALTENG,Liputan-Malut.com– Perusahaan tirai bambu yang sudah sekian lama bercokol diwilayah Kabupaten Halmahera Tengah itu, telah menaklukan taring para Wakil Rakyat DPRD Halteng yang duduk di kursi empuk sebagai penyambung lidah rakyat, bahkan tidak hanya DPRD, namun Dinas Nakertrans Halteng juga dianggap tidak berkutik menghadapi PT. Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP), karena DPRD dan Disnakertrans dianggap penakut dan lemah melaksanakan fungsi pengawasan terhadap insiden yang merengut nyawa pekerja dilokasi perusahaan,” Tegas Bakri Usman Tokoh Pemuda Desa Were Kecamatan Weda Kepada Media ini Rabu (01/02/2023).
Sorotan miring yang dialamatkan kepada DPRD Halteng dan Disnakertrans, karena insiden kebarakan diperusahaan cina itu sudah berulang kali terjadi, Bahkan kebakaran Smelter milik PT. IWIP beberapa hari kemarin, 7 pekerja mengalami luka bakar, belum lagi sejumlah deretan kasus yang lain seperti tabrakan loder korban meningal dunia,” Kecam Bakri.
“Dalam satu bulan ditahun 2023 ini tercatat tiga kali kejadian di perusahan IWIP, pertanyaannya dimana peran dan tanggung Jawab Pemerintah Daerah dalam hal ini Disnakertrans Halteng dan DPRD sebagai lembaga fungsi kontrol,”Tanya Bakri.
DPRD dan Pemkab Halteng tidak bertindak tegas dan lemah pengawasan, terutama Disnakertrans Halteng penakut dan hanya tinggal diam tutup mata dengan insiden yang merengut nyawa manusia di lokasi perusahaan Cina itu,” Tegasnya.
Ia menegaskan, Insiden mematikan di tahun 2022 tanggal 3 April berupa kecelakaan beruntun tiga truk 11 orang terluka, belum lagi insiden banjir yang sering terjadi dikawasan perusahaan dan masih banyak lagi kejadian kecelakaan kerja yang terjadi diperushan ini. Namun lembaga legislatif dan eksekutif tidak berkutik ada apa dengan mereka ini? padahal ini semua Kelalaian managemen PT. IWIP yang tidak peduli dengan Kesehatan dan keselamatan Kerja bagi pekerja buruh,”timpalnya.
“Biasanya ketika ada masalah (K3) PHK sepihak dan Perekrutmen tenaga Kerja lokal, DPR dan pemerintah datang ke PT. IWIP dengan dalih pengawasan dan penindakan tetapi sudah berulang kali tetap saja masih sama,” (Cenox/red)
