HALTENG,Liputan-Malut.com– Langkah yang dilakukan Perusahan Tirai Bambu PT. Indonesia Weda Bay Industrial Park. (IWIP) terkait pembahasan Analisis dampak lingkungan (AMDAL), dipusatkan di Hotel Tiyara Des Fidi Jaya Kota Weda. Senin (07/03/2022), mendapat kritikan keras dari unsur kepemudaan.
Melalui Wakil Sekertaris Komite Nasional Pemuda Indonesia. (KNPI) Kabupaten Halmahera Tengah, Rusli Ishak mengaku pembahsan (AMDAL) yang dilaksanakan PT. IWIP, tidak melibatkan tokoh adat, tokoh pemuda, dan ormas, serta Akademisi. Padahal sejumlah tokoh perwakilan ini harus dilibatkan untuk menyampaikan gagasan dan pikiran terkait revisi Amadal tersebut,”kesal Rusli.
Lanjut Rusli, mengaku kesal dengan PT. IWIP yang hanya melibatkan pemangku Desa, yang diikutsertakan dalam kegiatan pembahasan AMDAL tersebut, diantaranya 4 Desa di Kecamatan Weda Utara, 7 Desa di Kecamatan Weda tengah dan 3 Desa di Kecamatan Weda Kota, dalam pembahasan itu banyak hal yang di keluhan oleh pemerintah Desa kepada PT IWIP, terkait lingkungan, CSR dan kesejahteraan rakyat,”tegasnya.
“Kegiatan seperti ini tidak bisa dilaksanakan oleh external, seharusnya di lakukan oleh departemen lnviro, bagian lingkungan yang lebih pahami bagaimana menangani dampak terhadap lingkungan yang telah di lakukan penambangan,”semprot Rusli.
Olehnya itu, ia menegaskan kepada PT. IWIP harus banyak belajar mekanisme pembahasan Amdal tersebut, bahkan kegiatan tersebut menggunakan ZOOM meting, harusnya pembesar PT. IWlP yang berada di jakarta, bertemu langsung dengan pemangku kepentingan yang ada di derah Kabupaten Halteng, bahkan kegiatan tersebut terkesan tertutup karena hanya melibatkan para kades dan camat,”tandasnya. (Cenko/red)