HALSEL,Liputan-Malut.com- Aliansi Pemuda Dan Mahasiswa Saketa, ketiga kalinya melakukan aksi protes mengecam kinerja Kades Saketa. Sebab, kuat dugaan pengelolan anggaran ADD dan DD tidak transparan. Aksi tersebut mendapat respon dari warga. Namun, hasilnya nihil karena Kepala Desa Ramli Kiat tidak mampu menunjukan loyalitas dan tanggung jawab sebagai Pemerintah Desa Saketa.
Ketua IPMS Desa Saketa, Muhammad Setiyawan, Media Liputan-Malut.com. Senin (22/06/2020) via WatsAAp mengatakan aksi yang di motori Aliansi Pemuda Dan Mahasiswa Desa Saketa Kecamatan Gane Barat untuk memperjuangkan hak masyarakat.
“Bentuk Ketidak adilan dan ketidak percayaan kami terhadap Pemerintah Desa karena menutup diri dan tidak mau hering terbuka maupun hadir memberikan penjelasan, maka kami menduga semua kebijakan Desa yang tidak tuntas saat ini, merupakan indikasi diduga kuat ada praktek korupsi,” tandasnya
Lanjut Setiyawan, pembangunan fisik maupun non fisik, kemudian pemberdayaan dan pembinaan pada tahun 2017 hingga 2020 tidak ada transparansi penggunaan anggaran kepada BPD Desa Saketa. “Secara tegas kami sampaikan internal BPD mati suri alias tidak mampu mengontrol dan mengawasi setiap kinerja Pemerintah Desa Saketa,”tambah Setiyawan
Sementara itu kordinator Aliansi Pemuda Saketa, Sutrisno mengatakan Badan Permusyaratan Desa (BPD) Desa Saketa harus paham fungsi dan tugas selaku lembaga pengawasan karena selama 3 tahun ini mereka sudah gagal mengawasi dana desa. “Kegagalan BPD dalam mengawasi dan megawal Dana Desa hingga kebijakan pemerintah desa tidak bisa mengelola anggaran secara baik dan transparan,”tuturnya Sutrisno
Sutrisno berharap, aksi pemuda dan Mahasiswa bisa di dengar pihak Inspektorat, agar segera menindak lanjuti apa yang telah dilaporkan. “Kami meminta Bupati Halmahera Selatan agar mengakomodir tuntutan kami ini dan merekomendasikan kepada Dinas terkait agar memberhentikan Kades Saketa dari jabatannya,”harap Sutrisno (Jul)