HALSEL,Liputan-Malut.com- Program pembangunan kawasan perkotaan labuha sebagai kota cerdas atau “smart city” telah nampak dan telah difungsikan yang ditandai dengan peresmian Zero Poin Sabtu, (18/02/2023) oleh Bupati Usman Sidik dan Wakil Bupati Hasan Ali Bassam Kasuba.
Peresmian Zero Poin tersebut juga dihadiri oleh Seluruh pimpinan OPD lingkup Pemkab Halsel, dan forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) serta ribuan warga Halmahera Selatan.
Bupati Usman Sidik dalam sambutannya menyampaikan bahwa peresmian zero point kota labuha yang telah canangkan pembangunannya sejak diambil sumpah dan janji selaku Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Halmahera Selatan.
“Sejak dilantik sebagai pimpinan daerah ini, kami berdua telah mencanangkan berbagai program pembangunan yang dituangkan dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah, salah satunya adalah pembangunan kawasan perkotaan labuha sebagai kota cerdas atau smart city. Sebab, Kota cerdas adalah suatu konsep perencanaan, penataan dan pengelolaan kota yang saling berkaitan dalam semua aspek kehidupan untuk mendukung masyarakat yang cerdas, berpendidikan, memiliki moral serta adanya peningkatan kualitas hidup warganya,”ujar Usman Sidik
Politisi PKB ini juga mengatakan melalui konsep pembangunan smart city diharapkan akan semakin meningkatkan efisiensi operasional dan layanan kota melalui optimalisasi pemanfaatan sumber daya kota, secara efisien dan berkelanjutan, sehingga akan tercipta kenyamanan peningkatan kualitas atau kesejahteraan hidup warga kota.
“Kota yang cerdas dan sehat adalah kota yang menyediakan ruang terbuka hijau dan ruang publik atau pablik spes minimal 30 persen. kata Usman oleh karena itu pada tahun 2022, kami telah membangun tiga ruang publik yakni papaloang park, taman umkm milenial dan zero point kota labuha yang mulai malam ini akan kita resmikan untuk selanjutnya dapat dimanfaatkan dan dinikmati oleh seluruh masyarakat kabupaten halmahera selatan,”ujarnya di hadapan ribuan warga Halsel
Di kesempatan itu, Mantan wartawan senior itu memaparkan bahwa burung bidadari sebagai ikon zero point, paling tidak secara makro memiliki dua makna mendasar, yang pertama adalah aspek historis, dimana pada tahun 1858, melalui hasil ekspedisi ilmiah naturalis berkebangsaan inggris bernama alfred russel wallace di pulau bacan menemukan semioptera wallacii atau yang kita kenal dengan nama burung bidadari sebagaimana yang tercantum dalam buku berjudul the malay archipelego yang berisi tentang rangkuman perjalanan alfred russel wallace di nusantara pada tahun 1854 sampai 1862.
“Jadi dengan menjadikan burung bidadari sebagai ikon zero point, sesungguhnya, kita telah membuka jalur pariwisata sejarah dan jalur pariwisata riset flora dan fauna antara bacan dengan dunia eropa,”papar Usman
Masih menurut Bupati, ini adalah bukti bahwa pada bulan januari tahun 2023 kemarin, Halmahera Selatan kedatangan tamu sejumlah turis dan peneliti dari eropa datang ke bacan untuk melakukan penelitian dan ingin melihat langsung keberadaan burung bidadari di bawah kaki gunung sibela dan insya allah dalam waktu dekat akan ada lagi sejumlah kapal-kapal turis datang ke bacan dengan maksud yang sama.
“Jadi, tugu burung dibadari melambangkan dimasa kepemimpinan kami, insya allah Halmahera Selatan siap take off dari yang sebelumnya sebagai daerah tertinggal menjadi daerah berkembang dan maju,”pungkasnya (Red)