HALSEL,Liputan-Malut.com- Berbagai elemen di Desa Bobo Kecamatan Obi Selatan terus mengeluarkan protes terhadap kehadiran PT. Intim Mining Sentosa (IMS). Pasalnya, kehadiran perusahan tersebut dinilai akan merugikan masyarakat di desa tersebut.
Salah satu tokoh muda Desa Bobo, Meidi Noldi Kurama sebagai perwakilan masyarakat dalam rilish nya menyampaikan bahwa perusahan ini memakai segala cara untuk dapat beroperasi di Desa Kami. Padahal, sudah berapa kali pertemuan dengan masyarakat yang intinya masyarakat menolak beroperasinya perusahan itu. “Ada saja oknum-oknum yang memfasilitasi dengan tidak mempertimbangkan kepentingan orang banyak,”tandas Noldi
Terbaru menurut Noldi, ketika mereka melakukan konsultasi Publik di Desa Bobo minggu kemarin masyarakat secara kompak menolak bahkan mengusir mereka dari kampung tetapi anehnya Pemerintah Kabupaten dalam hal ini Dinas Balitbangda melakukan pertemuan tertutup dengan hanya mengundang Kepala Desa Bobo tanpa melibatkan perwakilan tokoh-tokoh pemuda atau yang lainnya.
“Perlu untuk diketahui bahwa Kepala Desa Bobo dalam rapat-rapat yang diadakan di Desa dengan PT. IMS selalu tidak hadir dengan berbagai macam alasan tapi ketika Dinas melakukan rapat konsultasi tertutup yang bersangkutan justru dengan gagah berani hadir. Patut di pertanyakan Kepala Desa ini mewakili siapa sebenarnya,? ujar Noldi dengan nada tanya
Sebagai Putra Desa Bobo Kecamatan Obi Selatan dirinya menolak keras PT. IMS beroperasi di Wilayah Obi Selatan. Sebab, investasi itu hanya akan merugikan masyarakat.
“Kami tidak mau hal terjadi di Desa Fluk dan Desa Gambaru lahan mereka tidak dibayar perusahan dan kondisi tersebut memang sangat miris maka kami berkaca dari kejadian 2 Desa itu. Sebab, sangat tidak rasional harga tanah dihargai 2-3 ribu permeter. Ini kan namanya pembodohan diatas pembodohan, harga permeter tanah disamakan dengan 1 Batang rokok dan bahkan lebih mahal 1 Bungkus Harga Mie Instan,”cecar Noldi
Masih menurut Noldi, belum lagi ketika perusahan ini sudah beroperasi bukan tidak mungkin akan terjadi bahaya pada Desa kami kedepan dengan resiko Banjir. Perlu untuk diketahui Bahwa Desa Bobo diapit dua sungai dan tempat beroperasinya perusahan ini tepat berada di belakang Desa yang aliran sungainya berpapasan dengan tempat eksplorasi perusahan maka dipastikan masyarakat akan korban karena investasi ini puluhan tahun.
“Hadirnya perusahan ini akan lebih pada menimbulkan potensi kehancuran bagi Desa kami kedepan. Bahwa Desa kami punya historis panjang dan kami tidak mau terjadi sama persis dengan Desa Kawasi yang desa nya sekarang sudah dipindahkan. Kan tidak rasional ketika orang datang bertamu lalu kemudian mengusir tuan rumah untuk angkat kaki dari rumah dia tinggal, karena itu kami tetap menolak apapun alasannya,”tegas Noldi (Red)