HALSEL,Liputan-Malut.com- Masalah Pendidikan di Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) saat ini menjadi perhatian serius Pemerintah Daerah dibawah pimpinan Bupati Halsel, Usman Sidik dan Wakil Bupati Hasan Ali Bassam Kasuba maka dibutuhkan perhatian serius di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 170 Desa Bisori Kecamatan Kasiruta Barat.
Pasalnya, setiap kepemimpinan di sekolah itu selalu menyisahkan masalah dan korbannya adalah siswa-siswi di sekolah tersebut.
Sejumlah keluhan yang disampaikan orang tua wali murid kepada Redaksi Liputan Malut menyebutkan bahwa mantan Kepala Sekolah, Tuti Sahaming menjabat selama tiga tahun, setelah diganti dia meninggalkan masalah yakni ijazah siswa tahun 2018 sampai hari ini belum diterima sehingga orang tua siswa selalu datang di sekolah dan bertanya kepada guru bantu atau honore. Sebab, mantan kepala sekolah itu sudah pindah ke desa Laluin Kayoa Selatan.
Kemudian, Kepala Sekolah diganti dengan Farid A Samud, tetapi ironisnya, selama dua tahun ini kepala sekolah lebih banyak meninggalkan tugas, datang itu selesai ujian tahun 2020 sampai pada ujian di tahun 2021 kemarin baru datang dan itupun hanya 2 hari di sekolah, setelah itu pergi lagi dan sampai saat ini tidak pernah datang ke tempat tugas, akhirnya ijazah siswa yang ujian 2021 ini pun belum di terimah oleh siswa dengan alasan belum pengumuman kelulusan.
Para orang tua wali juga menceritakan bahwa dimasa kepemimpinan Farid U Samud selama dua tahun ini pencairan Dana bantuan operasional sekolah (BOS) tidak pernah sampai ke sekolah sehingga sekolah tidak terurus. Padahal, di semua sekolah sudah menggunakan buku pembelajaran K13. Namun, di SD 170 Bisori masih mengunakan buku KTSP.
Akibat, kepala Sekolah tidak peduli terhadap siswa dan kebutuhan disekolah itu maka saat ini buku pembelajaran tidak ada, spidol , bendera skolah, laporan pendidikan (lapor siswa) dan guru yang ada di SD 170 ini menjalankan proses belajar mengajar cuman meminjam spidol atau alat tulis di sekolah PAUD. Lebih parahnya lagi siswa-siswi di sekolah tersebut terpaksa harus belajar di lantai karena tidak ada mobuler.
Kadis Pendidikan Nasional (Diknas) Halsel, Abdillah Kamarullah saat dikonfirmasi Redaksi Liputan Malut terkait keluhan tersebut mengatakan, setelah dirinya diberikan kepercayaan memimpin dinas tersebut langsung mengkroscek biaya monitoring dan evaluasi (Monev) tetapi ternyata staf menyampaikan bahwa tidak ada anggaran sehingga dinas kurang melakukan monitoring.
“Soal Kepsek SD 170 ini saya juga sudah terima informasi dan sudah menghubungi yang bersangkutan untuk menghadap tetapi hingga saat ini belum juga menghadap. Nanti saya kordinasi kembali agar yang bersangkutan segera menghadap,”tandasnya (Red)