LIPUTAN-MALUT.com
NEWS TICKER

Kandas Maju Pilkada Halsel. Eka Dahliani Usman Cerita Blak-blakan Soal Skema PKB Hianati Dirinya

Jumat, 30 Agustus 2024 | 11:16 am
Reporter: Red
Posted by: LIPUTAN MALUT
Dibaca: 440

HALSEL, Liputan-Malut.com – Mantan Calon Bupati Halmahera Selatan, Eka Dahliani Usman menyebut Ketua DPW PKB Maluku Utara, Jasri Usman dalang dibalik skenario dirinya kandas maju di Pilkada Halmahera Selatan.

Menurut Eka, awalnya ia diminta oleh Jasri Usman dan sejumlah Pengurus DPC PKB untuk maju di Pilkada Halmahera Selatan. Namun, Istri mendiang Bupati Halmahera Selatan Usman Sidik itu merasa bahwa dirinya masih hijau untuk urusan politik dan dia masih berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), tetapi Jasri dan groupnya terus membujuk dengan alasan menggantikan sang suami melanjutkan sejumlah program yang belum sempat ditunaikan.

Eka saat itu dalam kondisi berduka ditinggal suami mendiang Usman Sidik harus menyetujui tawaran tersebut.

“Samua harus catat bahwa saya ada di dunia politik ini karena PKB, mereka yang seting saya, katanya PKB tidak ada figur. Bahkan mereka bilang PKB bagaikan anak ayam kehilangan induk, jadi ibu haja yang harus maju,” tutur Eka sambil meneteskan air mata.

Jasri cs kemudian menawarkan sejumlah syarat jika Eka calon bupati menggunakan kendaraan PKB. Syarat itu adalah menanggung dana saksi partai pada Pileg 14 Februari 2024 kemarin. Eka pun menyanggupi dana saksi partai dengan memberikan uang ratusan juta rupiah yang diajukan PKB tersebut.

Tak hanya itu, Jasri juga sering meminta uang tiket kepada Eka dengan alasan mengurus rekomendasi di DPP PKB. Jasri bahkan minta uang dan tiket ke Bali pada akhir tahun 2023.

Tak pikir lama, setipa permintaan Jasri selalu dipenuhi dengan harpan dirinya dibantu agar maju dengan kendaraan PKB di Pilkada Halmahera Selatan. Tak ayal, bukanya direkom langsung, ia tetap diminta untuk ikut tahapan penjaringan di PKB.

Eka kemudiam mengikuti tahapan mulai dari DPC hingga DPP PKB. Nahasnya, Eka kini menjadi korban skenario Jasri Usman. Pasalnya sampai dengan injury time waktu yang ditentukan DPP PKB atau tepatnya dua minggu lalu, ternyata rekomendasi PKB telah didapok ke Jasri.

“Jadi waktu saya ketemu dengan Ketua DPC PKB Pak Muslim, dan Pak Muslim bilang sandiri bahwa nama saya sudah tidak ada lagi di PKB dan yang dibahas hanya Jasri yang maju di Halmahera Selatan,” tuturnya.

“Saya kemudian whatsapp ke Jasri bagaimana saya dipotong di injury time? Ngoni (kalian) yang setting saya untuk berada di dunia politik, kenapa sekarang ngoni yang potong saya di injury time,” sambung eka.

Ia lantas menyayangkan skenario yang dibuat Jasri cs. Pasalnya dirinya telah berjuang sejauh ini, bahkan segalanya telah dikorbankan baik materil dan waktu.

“Kenapa dari awal tidak bilang kalau Jasri maju, kan saya tidak perlu maju karena masih ada kerja. Saya masih aktif di birokrasi waktu itu, sekarang bayangkan saya dari Januari sampai Agustus saya tinggalkan pekerjaan cuman masuk di dunia politik ini. Bayangkan bagimana usaha saya saat itu, saya sudah berjuang saya sudah turun ke lapangan, saya sudah konsolidasi partai di Jakarta, tapi PKB tidak mendukung saya,” tuturnya.

Bahkan katanya, mendiang Usman Sidik tidak punya sedikit pun legacy ke PKB.

“Jadi untuk saya pribadi dan keluarga, PKB di Halmahera Selatan sudah mati dibawa bersama Almarhum, karena Almarhum yang sudah berbuat banyak untuk partainya, tapi dianggap tidak punya legacy atau tidak berbuat apa-apa untuk PKB,” cetusnya seraya meminta segala atribut PKB yang masih menggunakan foto mendiang suaminya agar diturunkan. (Red)

Berita Lainnya