HALSEL,Liputan-Malut.com- Aparatur Sipil Negara (ASN) selalu dilarang dan diingatkan untuk menjaga netralitas dalam setiap momentum politik bergulir. Namun, larangan tersebut tampaknya tidak di indahkan oleh ASN di Kabupaten Halmahera Selatan. Hal itu dilakukan karena mereka tidak mau calon Bupati petahana kalah dalam kontestasi Pilkada.
Salah satunya, Kabid sosial di Dinas Sosial Kabupaten Halmahera Selatan, Mahdan Abidin. Diketahui, Mahdan pulang ke Desa pulau Gala Kecamatan Kepulauan Joronga bersama istrinya, Nona Thaib tiga atau dua hari sebelum hari H pencoblosan. Setibanya di desa tersebut mereka langsung tancap gas terlibat politik praktis karena masuk dari rumah ke rumah warga dan mengarahkan warga untuk memilih calon Bupati dan wakil Bupati, Hasan Ali Bassam Kasuba dan Helmi Umar Muksin (Bassam-Helmi).
“Dia (Mahdan red) dan istri bersama PJ Kepala Desa Pulau Gala, Yuliana Sari, yang juga Bidan Desa di pulau gala yang diangkat jadi PJ Kades itu adalah keponakan Mahdan Abidin ikut main full menangkan Bassam-Helmi. Ada dugaan mereka main uang perorang Rp. 100.000 – Rp. 500.000 termasuk tiga orang anak yang belum masuk daftar pemilih tetap (DPT) alias baru berusia 14 tahun juga ikut mencoblos dan disuruh pilih nomor 3, karena pakai uang,”ujar Ongen salah satu tim Bahrain-Umar kepada Redaksi Liputan Malut, Sabtu (30/11/2024)
Menurut Ongen, selain anak yang belum cukup umur disuruh memilih, salah satu ibu rumah tangga, Nursin pun di bujuk menggunakan uang Rp. 500.000 supaya tidak memilih calon Bupati dan wakil Bupati nomor urut 1 dan harus memilih nomor urut 3.
“Jadi, dorang juga minta ibu ini harus pilih nomor urut umur 3, supaya dapat uang tetapi ibu ini tidak mau. Dari gambaran itu dipastikan mereka kerja menangkan Bassam-Helmi pakai uang alias beli suara sehingga target mereka raih 300 suara lebih akhirnya tercapai. Banyak warga juga lihat istri Kabid ikut pawai kemenangan Bassam-Helmi setelah perhitungan di TPS,”tambah Ongen
Salah satu warga Pulau Gala, Nursin saat di konfirmasi Redaksi Liputan Malut, Sabtu (30/11/2024) mengaku dirinya di bujuk oleh salah satu warga namanya, Kiman yang diketahui adalah utusan dari istri Kabid Sosia, Disdukcapil Halsel, Mahdan Abidin agar jangan memilih Paslon nomor urut satu tetapi pindah pilihan ke nomor urut 3.
“Dia (Kiman red) datang dirumah katanya di suru Istri Pak Mahdan sehingga dia minta saya (Nursin red) pilih Bassam-Helmi supaya dapat uang Rp. 500.000 tetapi saya tidak mau jual harga diri saya dengan doi,”ucap Nursin kepada Redaksi Liputan Malut (TIM)