HALSEL,Liputan-Malut.com- Proyek pembangunan bak penampung air bersih Rumah Sakit Umum (RSU) Pratama di Desa Rabutdaiyo Kecamatan Pulau Makian, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) menelan anggaran miliaran rupiah itu tak kunjung selesai alias mangkrak.
Mangkraknya proyek ini menimbulkan dugaan adanya kelalaian dan diduga kuat praktik korupsi dalam pelaksanaan proyek tersebut.
Diketahui, pengadaan Prasarana Air Bersih RS Pratama Makian itu digelontorkan melalui Dinas Kesehatan Halsel menggunakan APBD Tahun 2023 dengan pagu Rp.1,176,791,162.00 HPS Rp.1,176,700,000.00
Berdasarkan data LPSE Kabupaten Halmahera Selatan, proyek ini mulai di kerjakan terhitung sejak 23 april sampai dengan batas waktu pekerjaan tanggal 9 mei 2023. Tetapi bangunan tersebut belum juga selesai di kerjakan serta pipa distribusi tampak kosong tanpa aliran air. Selain itu, papan proyek yang biasanya menjadi tanda informasi pun sudah tidak ditemukan di lokasi.
Ketua BPD Desa Rabutdaiyo, Ridwan Jiko yang mengerjakan bangunan ini, ia mengungkapkan kekecewaannya atas proyek ini. “Saya selaku kepala pekerja (tukang) yang kerjakan bangunan itu tapi kami sangat kecewa karena tidak pernah mendapatkan manfaat dari proyek ini. Sebab, berjalannya waktu tidak sesuai kesepakatan sejak awal pekerjaan sehingga proyek bak air bersih RSU Pulau Makian mangkrak dan jadi kandang kambing,” ujarnya dengan nada kesal
Ridwan menyebut upah tukang proyek ini belum terbayar senilai Rp.57.000.000 meski dirinya meminta panjar untuk membayar tenaga kenek. “Upah tukang proyek ini masih lima puluh tujuh juta yang belum di berikan meski saya sudah ajukan permintaan panjar untuk membayar tenaga kenek. Sayangnya, hasilnya nol tidak di berikan,” imbuhnya
Ridwan juga mendesak agar aparat penegak hukum segera melakukan audit. “Kami berharap pihak berwenang turun tangan. Sudah satu tahun proyek ini terbengkalai tanpa kejelasan, jangan sampai uang negara hanya terbuang sia-sia,” tegasnya

PPK Dinkes Halsel, Hi. Halid di konfirmasi via sambungan telfon, Rabu (19/02/2025) mengaku proyek ini di anggarkan tahun 2023 pagu satu miliar rupiah.
“Iya saya ini PPK. proyek itu di anggarkan tahun 2023 pagu satu miliar pas kontrak hanya 900 juta lebih. Kemarin anggaran sudah masuk 70 sama juga dengan anggaran yang sudah di aplod kan, jadi itu belum di bayar secara keseluruhan
Terkait proyek ini saya sudah komunikasikan dengan kontraktornya akan di selesaikan pekerjaannya apapun yang terjadi. semua matrial berupa besi, semen dan papan telah diangkut ke lokasi semua dan sudah seratus persen dari tahun 2023 tapi entah kenapa pekerja beralasan material nya hilang.
“Kalau menyangkut upah tukang itu kesepakatan awal antara kontraktor dan pekerja atau tukang akan di bayar lunas setelah pekerjaan selesai. Sedangkan pekerjaan yang belum selesai atau tertunda keterlambatannya akan di kenakan denda maksimal sesuai ketentuan,” ucap Halid (Red)