HALSEL,Liputan-Malut.com- Ada-ada saja sikap para pengusaha emas yang mengelola tong dan tromol atau glundung di lokasi tambang rakyat desa Kusubibi, Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara. Sebab, pengusaha lebih mementingkan mendapat emas dari pada memikirkan dampak dari limbah dan mengancam nyawa manusia.
Salah satu oknum pengusaha tong, Sudin ketika dikonfirmasi wartawan terkait pencemaran limbah B3 atau bahan berbahaya Cyanida dan merkury, dia justru meminta kepada warga kusubibi apabila ada yang korban meninggal dunia karena limbah maka dia siap bertanggung jawab. “Kita bilang minum saja kong air PAM itu, kalau ada yang mati bilang, supaya torang tanggung jawab,”ucap Sudin kepada wartawan
Sudin mengaku dia adalah pemain lama dalam pengelolaan tambang rakyat. Sebab, sebelumnya dirinya pernah juga main material tambang di pulau Obi. “Di Obi sana itu dulu kita ada bikin sampe puluhan tahun, bahkan limbah tercemar di kali-kali basar me tara apa-apa,”kata Sudin
Selain itu, dirinya juga mengakui bahwa, bukan hanya limbah miliknya, ada juga puluhan tong yang menghasilkan limbah yang tak terurus. “Bukan hanya sudin punya, ada Hi Komar lagi, bahkan ada yang punya limbah dekat sungai, saat hujan itu mengalir ke laut dan menyebabkan ikan banyak mati,”tutup Sudin (Red)