HALSEL,Liputan-Malut.com- Masyarakat desa Bobo, Kecamatan Obi Selatan, Halmahera Selatan (Halsel) berbondong-bondong melakukan penolakan akan adanya aktivitas PT. Intim Mining Sentosa (IMS) yang dikabarkan akan mengelola Nikel.
Penolakan warga atas aktivitas PT. IMS itu karena belum dilakukannya pembebasan lahan, belum ada kesepakatan antara PT. IMS dengan masyarakat desa Bobo bahkan penyelesaian tapal batas antara desa Bobo dan Desa Fluk pun belum selesai.
“PT. IMS pun hingga kini terkesan memaksa kehendak untuk tetap beroperasi di wilayah desa Bobo, hal itu di buktikan dengan undangan PT. IMS soal konsultasi publik kajian pemetaan sosial, sehingga ada hal yang dikhawatirkan warga atas dampak dari aktivitas perusahan tersebut,” ujar Sekretaris tim pengawasan Pertambangan Desa Bobo, Brayen Putra Lajame
Menurut Mahasiswa Pascasarjana Universitas Nasional (Unas) itu, bahwa selama ini belum ada kejelasan yang disampaikan oleh pihak PT. IMS kepada warga terkait akan beroperasi nya perusahaan tersebut.
“Mulai dari sosialisasi Eksplorasi bahkan terkait Amdal hingga pembebasan lahan belum dilakukan oleh PT. IMS, bagaimana mereka mau beraktivitas? Mestinya bicara soal pertambangan ini kan harus perlu ada sosialisasi secara terbuka, apalagi kan menyangkut dengan dampak lingkungan,” ucap Brayen
Brayen pun mengaku dirinya dan sejumlah tokoh muda desa Bobo telah berkoordinasi untuk menyatukan kekuatan demi menyelamatkan daerah mereka dari hal-hal yang tidak diinginkan.
“Untuk itu kami ingatkan kepada Direktur Utama PT. IMS, saudara Sandes Tambun agar tidak memaksa kehendak untuk cepat cepat melakukan kegiatan pertambangan selagi belum ada kesepakatan dengan masyarakat desa Bobo. Jadi, sepanjang belum ada kejelasan dari PT. IMS, maka s kami tetap menolak”, tutup Brayen (Red)